Uang beredar merupakan penjumlahan dari uang beredar
dalam arti sempit dengan uang kuasi. Uang kuasi atau near money adalah simpanan
masyarakat pada bank umum dalam bentuk deposito berjangka (time deposits) dan
tabungan. Uang kuasi diklasifikasikan sebagai uang beredar, dengan alasan bahwa
kedua bentuk simpanan masyarakat ini dapat dicairkan menjadi uang tunai oleh
pemiliknya, untuk berbagai keperluan transaksi yang dilakukan. Jumlah uang
beredar berhubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal
ini berarti bahwa semakin meningkat jumlah uang beredar, maka pertumbuhan
ekonomi Indonesia akan semakin meningkat. jumlah uang beradar berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan dengan hipotesa Keynes, yakni, penawaran uang
(Money Supply) memiliki pengaruh positif terhadap output dan pertumbuhan
ekonomi. Apabila terjadi kelebihan jumlah uang beredar, Bank Indonesia akan
mengambil kebijakan (menurunkan) tingkat suku bunga. Kondisi ini mendorong para
investor untuk melakukan investasi, yang pada akhirnya akan menciptakan
kenaikan outputdan memicu pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, permintaan uang
akan memiliki hubungan negatif terhadap output, meningkatnya permintaan
uang akan berdampak pada peningkatan tingkat suku bunga dan pada akhirnya
berakibat pada penurunan output.
Untuk menjaga kestabilan nilai mata uang, Bank Indonesia
sebagai otoritas moneter diberikan beberapa wewenang dalam melakukan tugasnya.
Dengan merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mengendalikan uang
beredar dan suku bunga dalam perekonomian agar dapat mendukung pencapaian
tujuan kestabilan nilai uang tidak boleh dilakukan secara fleksibel. Hal
ini akan mempersulit dan menyebabkan aktivitas ekonomi menjadi terkendala dan
lesu jika Bank Indonesia terlalu intervensi dalam hal pengendalian jumlah uang
beredar. Sebaliknya, pengendalian uang beredar dan suku bunga tidak boleh
terlalu longgar karena akan menyebabkan tidak terpeliharanya kestabilan nilai
uang, yang akan mendorong merosotnya kepercayaan masyarakat dan mempersulit
perencanaan bisnis para pengusaha. Hasil analisa dan pemantauan yang dilakukan
oleh bank sentral kemudian akan digunakan dalam melaksanakan kebijakan
moneternya baik melalui pengendalian jumlah uang beredar dan suku bunga.
Jumlah uang beredar, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 1970 – 2002, menemukan bahwa jumlah uang beredar (M2) memiliki
hubungan dengan tingkat bunga (i) dan pertumbuhan ekonomi (PDB) memiliki
hubungan dengan jumlah uang beredar (M2) secara signifikan. Terdapat hubungan
jangka panjang yang stabil antara kebijakan pemerintah dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam jangka pendek, jumlah uang beredar dan kredit sebagai variabel moneter
memiliki hubungan jangka pendek dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti
dalam periode yang sama, jumlah uang beredar akan berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Daftar Pustaka :
Bantai Tugas : " Pengaruh Tingkat Suku
Bunga, Jumlah Uang Yang Beredar dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi".
http://bantaitugas.wordpress.com/2013/03/31/pengaruh-tingkat-suku-bunga-jumlah-uang-yang-beredar-dan-inflasi-terhadap-pertumbuhan-ekonomi/ (di akses pada tanggal 27 Juni 2014).